Tentang Kami



Aburizal Bakrie

Ketua Dewan Pembina Golkar
Dewan Pembina TKN


share-3

Share





Pada Pemilu 2024, Aburizal Bakrie menjabat sebagai Dewan Pembina TKN Prabowo - Gibran, bersama Wiranto, Habib Luthfi Bin Yahya, Hatta Rajasa, Asep Saifuddin Chalim, Widodo Adi Sucipto, Agum Gumelar, E. E. Mangindaan, Siti Hardjanti Wismoyo Arismunandar, dan Jeffrie Geovanie.

Selain berpolitik, Bakrie juga telah malang melintang dalam dunia usaha. Bakrie Group atau Kelompok Usaha Bakrie adalah sebuah perusahaan konglomerat yang didirikan oleh Achmad Bakrie pada tahun 1942. Perusahaan bergerak di banyak bidang, termasuk Pertambangan, Migas, Properti, Infrastruktur, Media, dan Telekomunikasi. 

Di sektor pertambangan batubara, Bakrie melalui Bumi Resources memiliki sejumlah anak perusahaan, antara lain PT Kaltim Prima Coal (KPC), perusahaan tambang batubara yang luas konsesinya mencapai 61.543 hektar di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pemegang saham PT KPC antara lain PT Bumi Resources (25.004 lembar), PT Sitrade Coal (26 lembar), Bhira Investment LTD asal Singapore (30.046 lembar), dan Mountain Investments asal Belanda (19 lembar). 

Perusahaan tambang batubara lainnya milik Bakrie adalah PT Arutmin Indonesia yang memiliki tujuh konsesi tambang, beroperasi di Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru, Kalimantan Selatan. PT Arutmin Indonesia sahamnya dimiliki oleh Bumi Resources (70%) dan Bhira Investment Pte Ltd asal Singapore (30%). 

Ada juga PT Pendopo Energi Batubara yang beroperasi di lahan seluas 17.840 hektar di Muara Enim, Sumatera Selatan. Saham PT Pendopo Energi Batubara dimiliki oleh PT Indah Alam Raya (99,99%) dan PT Fajar Harapan Buana (0,01%). Saham PT Indah Alam Raya dimiliki oleh PT Alphard Resources International (95&) dan PT Rocky Investment Group (5%). Pengurusnya antara lain Rio Supin sebagai Direktur dan Maringan M. Ido Hotna Hutabarat sebagai Komisaris. 

Dalam sektor pertambangan emas, Bumi Resources tercatat memiliki sejumlah anak perusahaan, antara lain PT Citra Palu Mineral (CPM), perusahaan tambang emas yang berlokasi di lima wilayah Sulawesi Tengah, di antaranya Kabupaten Donggala, Toli-Toli, Parigi Moutong, Sigi, dan Kota Palu. Total luas konsesi PT CPM mencapai 85.180 hektar. Saham dari PT CPM dimiliki oleh PT Bumi Resources Mineral sebesar 96,967%, Bumi Resources Tbk sebesar 3,03% dan sisanya Enercop Ltd asal Singapura 0,0001%. 

Perusahaan tambang emas lainnya milik bakrie adalah PT Gorontalo Minerals (GM), beroperasi di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo dengan luas konsesi 24.995 hektar. Saham perusahaan ini dimiliki International Minerals Company sebesar 80% perusahaan dari Amerika dan PT Aneka Tambang Tbk. sebesar 20%.

Selain itu, ada juga PT Linge Mineral Resources Gold, yang beroperasi di Kabupaten Aceh Tengah, Aceh dengan luas konsesi 36.420 hektar. Saham perusahaan ini dimiliki oleh Calipso Investment Pte. Ltd (0.33%) asal Singapura dan PT Andalan Anugerah Sekarbumi (99.67%).

Keluarga Bakrie juga tercatat menjadi pemegang saham di PT Dairi Prima Mineral (DPM), perusahaan tambang timbal seng dengan luas konsesi 24.636,00 hektar. Di perusahaan ini, PT Bumi Resources Mineral memiliki 49% saham, sementara NFC (Hongkong) Metal Resources asal Tiongkok sebesar 51%.

Sementara di sektor minyak dan gas, terdapat PT Energi Mega Persada (EMP), sebuah perusahaan hulu minyak dan gas bumi yang memiliki wilayah operasi di Indonesia dan Mozambik. Kegiatan usaha EMP meliputi eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak mentah, gas bumi, dan gas metana batubara. Berdasarkan Annual Report PT EMP 2022, saham perusahaan ini dimiliki oleh PT Bakrie Kalila Investment (48,02%), Publik (46,41%), dan PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia (5,57%).

Merujuk Annual Report itu, wilayah operasi perseroan mencakup banyak wilayah, di antaranya KKS GMB SANGATTA II yang berada 180 km utara dari Samarinda. Cakupan luas mencapai 727,5 km2 di sekitar Sangatta, Ibukota Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Operatornya PT Visi Multi Artha. Perusahaan ini bermitra dengan PT Pertamina Hulu Energi Metana Kalimantan B (40%) dan PT Bumi Resources Tbk (18%).

KKS TONGA berlokasi di antara Dumai dan Sibolga di Pulau Sumatra. Luas area KKS Tonga adalah 521,4 km2. Operatornya PT EMP Tonga. Perusahaan ini bermitra dengan PT Petross EP (5%) Rahina Dewayani (0.71%). 

KKS GEBANG berada di pantai timur Sumatra Utara atau sekitar 50 km utara Medan. KKS Gebang memiliki luas area 879,61 km2; terdiri atas lapangan Anggor, Arbei dan Secanggang. Operatornya EMP Gebang Limited.

KKS SOUTH CPP yang terletak di Riau, Sumatra. Wilayah operasi perusahaan ini mencakup 5,447.14 km2, dengan operator PT EMP Tunas Energi. KKS BENTU & KORINCI BARU di dekat Pekanbaru, Riau, Sumatera, beroperasi di area masing-masing 1,039.13 km2 (Bentu PSC) dan 253 km2 (Korinci Baru PSC). Operatornya EMP Bentu Limited dan EMP Korinci Baru Limited. Masih di wilayah yang sama, juga terdapat KKS MALACCA STRAIT yang beroperasi di area 7,031.30 km2, dengan operator PT Imbang Tata Alam.

KKS 'B', terletak di provinsi Aceh, sebagai salah satu sumber Gas dan Kondensat di Indonesia – dengan wilayah operasi seluas 1,326.62 km2. Blok “B” yang dikelola PGE mengoperasikan tiga lapangan gas, yaitu lapangan Arun, Lhoksukon Selatan (SLS) A dan D. Pada 18 Mei 2021, Pema Global Energi (PGE), sebagai operator blok, dimana Perseroan memiliki 48% saham, menandatangani kontrak untuk periode 20 tahun kedepan dengan hak partisipasi sebesar 100% di blok tersebut. Perusahaan ini bermitra dengan PT Pembangunan Aceh (51%) dan PT Pembangunan Lhokseumawe (1%).

KKS SENGKANG terletak di Sulawesi Selatan, merupakan aset gas konvensional yang mencakup 3 lapangan gas yang telah mendapatkan persetujuan Rencana Pengembangan dari SKK Migas. Wilayah operasi seluas 2.925.23 km2 dengan operator Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd (49%). 

KKS KANGEAN berlokasi membentang dari kepulauan Kangean hingga sebelah timur Pulau Madura, Jawa Timur dan utara Bali. Luas area operasi 3,470.58 km2, dengan operator Kangean Energy Indonesia Ltd. Perusahaan ini bermitra dengan Japan Petroleum Exploration Co. Ltd (25%).

BUZI EPCC dikelola oleh EMP melalui Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd dan memiliki 75% hak partisipasi di blok Buzi EPCC di Mozambik, Afrika. Partnernya Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (25%). Buzi Hydrocarbons bersama dengan PT Pertamina Internasional EP telah menandatangani nota kesepahaman yang tidak mengikat pada Agustus 2023 lalu. Nota kesepahaman ini dalam hal kerja sama yang mencakup kajian dan analisis atas potensi Kerjasama dalam pengoperasian Blok Buzi EPCC dan pendistribusian data mengenai Blok Buzi EPCC  untuk mempelajari lapangan-lapangan gas terkait.

Selain itu, PT Energi Mega Persada (ENGR) juga tercatat sebagai pemilik PT Minarak Brantas Gas Inc, perusahaan yang dahulu bernama Lapindo Brantas Inc. Minarak Group selaku induk perusahaan merupakan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) pengelola wilayah kerja migas (WK Migas) Brantas. Berdasarkan laporan konsolidasi kuartal III ENRG (2022), perseroan, melalui satu atau lebih perantara, adalah entitas sepengendali dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Minarak Brantas Gas Inc (MBG) (dahulu Lapindo Brantas, Inc.) dan Energi Timur Jauh Limited (ETJL). Artinya Minarak merupakan bagian dari Grup Bakrie sebagaimana dengan BUMI dan ENRG yang juga dikendalikan oleh grup tersebut. Pada April 2020 lalu, pemerintah secara resmi memperpanjang pengelolaan Wilayah Kerja Brantas selama 20 tahun ke depan kepada Lapindo Brantas Inc., PT Prakarsa Brantas, dan PT Minarak Brantas Gas.

Ekspansi bisnis keluarga Bakrie juga merambah ke industri pengolahan nikel. Melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (sebelumnya bernama PT Bakrie Steel Industries), induk dari PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR), perusahaan ini berfokus pada perdagangan dan pembuatan kendaraan listrik (perakitan dan karoseri bus listrik) dan perdagangan suku cadang kendaraan listrik (Original Equipment Manufacturer). Saham VKTR Teknologi Mobilitas Tbk dimiliki oleh PT Bakrie & Brothers Tbk (56.94%), PT Bakrie Metal Industries (15.50%), dan PT Kuantum Akselerasi Indonesia (27.56%). 

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk tengah membangun pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi perakitan bus dan truk listrik di Magelang, Jawa Tengah senilai Rp 180,08 miliar. Pengembangan fasilitas produksi tersebut menggandeng perusahaan afiliasinya, yakni PT Bakrie Construction. Perjanjian konstruksi telah diteken keduanya, dan berlaku efektif per 28 Desember 2023 lalu.

Dalam mendukung kegiatan usahanya, VKTR memiliki perusahaan anak yaitu PT Bakrie Autoparts (BA), PT Braja Mukti Cakra (BMC) dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM). BA merupakan pembuat komponen otomotif yang menyuplai ATPM besar di Indonesia. Lalu, BMC bergerak di sektor industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Sementara BUMM bergerak di bidang industri pengecoran besi dan baja dengan menyediakan sparepart untuk general casting, otomotif, dan alat berat untuk pasar domestik. Adapun BA memproduksi parts untuk kendaraan otomotif, baik kendaraan komersial dan penumpang.

Emiten milik Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Bumi Minerals Resources Tbk. (BRMS), hingga PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) juga gencar melakukan ekspansi dan diversifikasi pada 2023. Aksi diversifikasi dilakukan oleh BNBR, yang berencana mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Selatan. BNBR telah meluncurkan konsorsium Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) bersama dengan perusahaan energi asal China Envision dan raksasa komoditas global Glencore untuk mengeksplorasi investasi rantai pasokan nikel global. Konsorsium ini berencana membangun kawasan industri (KI) nikel terpadu, guna membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel untuk menghasilkan nikel kelas satu atau battery grade (BG), bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). BG adalah material (prekursor) penting katoda baterai EV bersama lithium, kobalt, mangan/aluminium.

Ekspansi bisnis Bakrie Group juga merambah sektor panas bumi (geothermal), melalui PT Bakrie Power. Perusahaan ini tercatat pernah menjadi pengelola PLTP Sokoria yang berlokasi di Ende, NTT, hingga pada 2016, proyek tersebut kemudian diakuisisi oleh KS Orka Renewables Pte. Ltd, yang berbasis di Singapura, induk dari PT SGI. KS Orka adalah juga pemilik 95 persen saham PT Sorik Marapi Geothermal Power [SMGP] di Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara yang memiliki rekam jejak beberapa kali mengalami kecelakaan karena kebocoran gas beracun H2S dan menelan korban nyawa.

Selain itu, Bakrie melalui PT Bakrie Darmakarya Energi, juga menambang panas bumi di Telaga Ngebel, Ponorogo dan Madiun, Jawa Timur. Pengembangan panas bumi Telaga Ngebel ini, bermitra dengan PT Energy Management Indonesia, PT Bangun Infrastruktur Nusantara, dan PT Gaia Energi Baik. Selanjutnya, Bakrie Power juga menjadi pengelola fasilitas panas bumi di Lahendong, Sulawesi Utara, dengan kapasitas melebihi 60 megawatt. 


Diolah: Ditjen AHU Kemenkumham, Kementerian ESDM, modi.esdm.go.id, sumber-sumber resmi, dan database JATAM





Aburizal Bakrie

Ketua Dewan Pembina Golkar
Dewan Pembina TKN


share-3

Share


Pada Pemilu 2024, Aburizal Bakrie menjabat sebagai Dewan Pembina TKN Prabowo - Gibran, bersama Wiranto, Habib Luthfi Bin Yahya, Hatta Rajasa, Asep Saifuddin Chalim, Widodo Adi Sucipto, Agum Gumelar, E. E. Mangindaan, Siti Hardjanti Wismoyo Arismunandar, dan Jeffrie Geovanie.

Selain berpolitik, Bakrie juga telah malang melintang dalam dunia usaha. Bakrie Group atau Kelompok Usaha Bakrie adalah sebuah perusahaan konglomerat yang didirikan oleh Achmad Bakrie pada tahun 1942. Perusahaan bergerak di banyak bidang, termasuk Pertambangan, Migas, Properti, Infrastruktur, Media, dan Telekomunikasi. 

Di sektor pertambangan batubara, Bakrie melalui Bumi Resources memiliki sejumlah anak perusahaan, antara lain PT Kaltim Prima Coal (KPC), perusahaan tambang batubara yang luas konsesinya mencapai 61.543 hektar di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pemegang saham PT KPC antara lain PT Bumi Resources (25.004 lembar), PT Sitrade Coal (26 lembar), Bhira Investment LTD asal Singapore (30.046 lembar), dan Mountain Investments asal Belanda (19 lembar). 

Perusahaan tambang batubara lainnya milik Bakrie adalah PT Arutmin Indonesia yang memiliki tujuh konsesi tambang, beroperasi di Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru, Kalimantan Selatan. PT Arutmin Indonesia sahamnya dimiliki oleh Bumi Resources (70%) dan Bhira Investment Pte Ltd asal Singapore (30%). 

Ada juga PT Pendopo Energi Batubara yang beroperasi di lahan seluas 17.840 hektar di Muara Enim, Sumatera Selatan. Saham PT Pendopo Energi Batubara dimiliki oleh PT Indah Alam Raya (99,99%) dan PT Fajar Harapan Buana (0,01%). Saham PT Indah Alam Raya dimiliki oleh PT Alphard Resources International (95&) dan PT Rocky Investment Group (5%). Pengurusnya antara lain Rio Supin sebagai Direktur dan Maringan M. Ido Hotna Hutabarat sebagai Komisaris. 

Dalam sektor pertambangan emas, Bumi Resources tercatat memiliki sejumlah anak perusahaan, antara lain PT Citra Palu Mineral (CPM), perusahaan tambang emas yang berlokasi di lima wilayah Sulawesi Tengah, di antaranya Kabupaten Donggala, Toli-Toli, Parigi Moutong, Sigi, dan Kota Palu. Total luas konsesi PT CPM mencapai 85.180 hektar. Saham dari PT CPM dimiliki oleh PT Bumi Resources Mineral sebesar 96,967%, Bumi Resources Tbk sebesar 3,03% dan sisanya Enercop Ltd asal Singapura 0,0001%. 

Perusahaan tambang emas lainnya milik bakrie adalah PT Gorontalo Minerals (GM), beroperasi di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo dengan luas konsesi 24.995 hektar. Saham perusahaan ini dimiliki International Minerals Company sebesar 80% perusahaan dari Amerika dan PT Aneka Tambang Tbk. sebesar 20%.

Selain itu, ada juga PT Linge Mineral Resources Gold, yang beroperasi di Kabupaten Aceh Tengah, Aceh dengan luas konsesi 36.420 hektar. Saham perusahaan ini dimiliki oleh Calipso Investment Pte. Ltd (0.33%) asal Singapura dan PT Andalan Anugerah Sekarbumi (99.67%).

Keluarga Bakrie juga tercatat menjadi pemegang saham di PT Dairi Prima Mineral (DPM), perusahaan tambang timbal seng dengan luas konsesi 24.636,00 hektar. Di perusahaan ini, PT Bumi Resources Mineral memiliki 49% saham, sementara NFC (Hongkong) Metal Resources asal Tiongkok sebesar 51%.

Sementara di sektor minyak dan gas, terdapat PT Energi Mega Persada (EMP), sebuah perusahaan hulu minyak dan gas bumi yang memiliki wilayah operasi di Indonesia dan Mozambik. Kegiatan usaha EMP meliputi eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak mentah, gas bumi, dan gas metana batubara. Berdasarkan Annual Report PT EMP 2022, saham perusahaan ini dimiliki oleh PT Bakrie Kalila Investment (48,02%), Publik (46,41%), dan PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia (5,57%).

Merujuk Annual Report itu, wilayah operasi perseroan mencakup banyak wilayah, di antaranya KKS GMB SANGATTA II yang berada 180 km utara dari Samarinda. Cakupan luas mencapai 727,5 km2 di sekitar Sangatta, Ibukota Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Operatornya PT Visi Multi Artha. Perusahaan ini bermitra dengan PT Pertamina Hulu Energi Metana Kalimantan B (40%) dan PT Bumi Resources Tbk (18%).

KKS TONGA berlokasi di antara Dumai dan Sibolga di Pulau Sumatra. Luas area KKS Tonga adalah 521,4 km2. Operatornya PT EMP Tonga. Perusahaan ini bermitra dengan PT Petross EP (5%) Rahina Dewayani (0.71%). 

KKS GEBANG berada di pantai timur Sumatra Utara atau sekitar 50 km utara Medan. KKS Gebang memiliki luas area 879,61 km2; terdiri atas lapangan Anggor, Arbei dan Secanggang. Operatornya EMP Gebang Limited.

KKS SOUTH CPP yang terletak di Riau, Sumatra. Wilayah operasi perusahaan ini mencakup 5,447.14 km2, dengan operator PT EMP Tunas Energi. KKS BENTU & KORINCI BARU di dekat Pekanbaru, Riau, Sumatera, beroperasi di area masing-masing 1,039.13 km2 (Bentu PSC) dan 253 km2 (Korinci Baru PSC). Operatornya EMP Bentu Limited dan EMP Korinci Baru Limited. Masih di wilayah yang sama, juga terdapat KKS MALACCA STRAIT yang beroperasi di area 7,031.30 km2, dengan operator PT Imbang Tata Alam.

KKS 'B', terletak di provinsi Aceh, sebagai salah satu sumber Gas dan Kondensat di Indonesia – dengan wilayah operasi seluas 1,326.62 km2. Blok “B” yang dikelola PGE mengoperasikan tiga lapangan gas, yaitu lapangan Arun, Lhoksukon Selatan (SLS) A dan D. Pada 18 Mei 2021, Pema Global Energi (PGE), sebagai operator blok, dimana Perseroan memiliki 48% saham, menandatangani kontrak untuk periode 20 tahun kedepan dengan hak partisipasi sebesar 100% di blok tersebut. Perusahaan ini bermitra dengan PT Pembangunan Aceh (51%) dan PT Pembangunan Lhokseumawe (1%).

KKS SENGKANG terletak di Sulawesi Selatan, merupakan aset gas konvensional yang mencakup 3 lapangan gas yang telah mendapatkan persetujuan Rencana Pengembangan dari SKK Migas. Wilayah operasi seluas 2.925.23 km2 dengan operator Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd (49%). 

KKS KANGEAN berlokasi membentang dari kepulauan Kangean hingga sebelah timur Pulau Madura, Jawa Timur dan utara Bali. Luas area operasi 3,470.58 km2, dengan operator Kangean Energy Indonesia Ltd. Perusahaan ini bermitra dengan Japan Petroleum Exploration Co. Ltd (25%).

BUZI EPCC dikelola oleh EMP melalui Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd dan memiliki 75% hak partisipasi di blok Buzi EPCC di Mozambik, Afrika. Partnernya Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (25%). Buzi Hydrocarbons bersama dengan PT Pertamina Internasional EP telah menandatangani nota kesepahaman yang tidak mengikat pada Agustus 2023 lalu. Nota kesepahaman ini dalam hal kerja sama yang mencakup kajian dan analisis atas potensi Kerjasama dalam pengoperasian Blok Buzi EPCC dan pendistribusian data mengenai Blok Buzi EPCC  untuk mempelajari lapangan-lapangan gas terkait.

Selain itu, PT Energi Mega Persada (ENGR) juga tercatat sebagai pemilik PT Minarak Brantas Gas Inc, perusahaan yang dahulu bernama Lapindo Brantas Inc. Minarak Group selaku induk perusahaan merupakan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) pengelola wilayah kerja migas (WK Migas) Brantas. Berdasarkan laporan konsolidasi kuartal III ENRG (2022), perseroan, melalui satu atau lebih perantara, adalah entitas sepengendali dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Minarak Brantas Gas Inc (MBG) (dahulu Lapindo Brantas, Inc.) dan Energi Timur Jauh Limited (ETJL). Artinya Minarak merupakan bagian dari Grup Bakrie sebagaimana dengan BUMI dan ENRG yang juga dikendalikan oleh grup tersebut. Pada April 2020 lalu, pemerintah secara resmi memperpanjang pengelolaan Wilayah Kerja Brantas selama 20 tahun ke depan kepada Lapindo Brantas Inc., PT Prakarsa Brantas, dan PT Minarak Brantas Gas.

Ekspansi bisnis keluarga Bakrie juga merambah ke industri pengolahan nikel. Melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (sebelumnya bernama PT Bakrie Steel Industries), induk dari PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR), perusahaan ini berfokus pada perdagangan dan pembuatan kendaraan listrik (perakitan dan karoseri bus listrik) dan perdagangan suku cadang kendaraan listrik (Original Equipment Manufacturer). Saham VKTR Teknologi Mobilitas Tbk dimiliki oleh PT Bakrie & Brothers Tbk (56.94%), PT Bakrie Metal Industries (15.50%), dan PT Kuantum Akselerasi Indonesia (27.56%). 

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk tengah membangun pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi perakitan bus dan truk listrik di Magelang, Jawa Tengah senilai Rp 180,08 miliar. Pengembangan fasilitas produksi tersebut menggandeng perusahaan afiliasinya, yakni PT Bakrie Construction. Perjanjian konstruksi telah diteken keduanya, dan berlaku efektif per 28 Desember 2023 lalu.

Dalam mendukung kegiatan usahanya, VKTR memiliki perusahaan anak yaitu PT Bakrie Autoparts (BA), PT Braja Mukti Cakra (BMC) dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM). BA merupakan pembuat komponen otomotif yang menyuplai ATPM besar di Indonesia. Lalu, BMC bergerak di sektor industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Sementara BUMM bergerak di bidang industri pengecoran besi dan baja dengan menyediakan sparepart untuk general casting, otomotif, dan alat berat untuk pasar domestik. Adapun BA memproduksi parts untuk kendaraan otomotif, baik kendaraan komersial dan penumpang.

Emiten milik Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Bumi Minerals Resources Tbk. (BRMS), hingga PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) juga gencar melakukan ekspansi dan diversifikasi pada 2023. Aksi diversifikasi dilakukan oleh BNBR, yang berencana mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Selatan. BNBR telah meluncurkan konsorsium Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) bersama dengan perusahaan energi asal China Envision dan raksasa komoditas global Glencore untuk mengeksplorasi investasi rantai pasokan nikel global. Konsorsium ini berencana membangun kawasan industri (KI) nikel terpadu, guna membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel untuk menghasilkan nikel kelas satu atau battery grade (BG), bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). BG adalah material (prekursor) penting katoda baterai EV bersama lithium, kobalt, mangan/aluminium.

Ekspansi bisnis Bakrie Group juga merambah sektor panas bumi (geothermal), melalui PT Bakrie Power. Perusahaan ini tercatat pernah menjadi pengelola PLTP Sokoria yang berlokasi di Ende, NTT, hingga pada 2016, proyek tersebut kemudian diakuisisi oleh KS Orka Renewables Pte. Ltd, yang berbasis di Singapura, induk dari PT SGI. KS Orka adalah juga pemilik 95 persen saham PT Sorik Marapi Geothermal Power [SMGP] di Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara yang memiliki rekam jejak beberapa kali mengalami kecelakaan karena kebocoran gas beracun H2S dan menelan korban nyawa.

Selain itu, Bakrie melalui PT Bakrie Darmakarya Energi, juga menambang panas bumi di Telaga Ngebel, Ponorogo dan Madiun, Jawa Timur. Pengembangan panas bumi Telaga Ngebel ini, bermitra dengan PT Energy Management Indonesia, PT Bangun Infrastruktur Nusantara, dan PT Gaia Energi Baik. Selanjutnya, Bakrie Power juga menjadi pengelola fasilitas panas bumi di Lahendong, Sulawesi Utara, dengan kapasitas melebihi 60 megawatt. 

Diolah: Ditjen AHU Kemenkumham, Kementerian ESDM, modi.esdm.go.id, sumber-sumber resmi, dan database JATAM




Sekretariat:

Graha Krama Yudha, Lantai 4, Unit B No. 43, RT.2/RW.2, Duren Tiga, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12760

                           FAQ   Desclaimer


 
© 2024
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM)
All rights reserved
 

Tentang Kami | FAQ | Disclaimer