
Sandiaga Uno
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP
Ketua Dewan Pakar TPN

Share
Sandiaga merupakan seorang pengusaha dan politisi. Sejak Juni 2023 Sandi menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai PPP.
Sandiaga, bersama Edwin Soeryadjaya, merupakan pendiri PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan investasi, bergerak di sektor pertanian, perkebunan, telekomunikasi, perdagangan, industri, sumber daya alam, energi, konstruksi, transportasi, kendaraan, jasa keuangan, barang konsumsi, jasa pendukung telekomunikasi, dan jasa. Pemegang saham mayoritas PT SRTG adalah Edwin Soeryadjaya (33.193%), PT Unitras Pertama (32.721%), Sandiaga Uno (21.510%), Publik (12.221%), dan Treasury Shares (0,355%).
Sejak tahun 2022, PT SRTG mulai berinvestasi di Adaro Group atau PT Adaro Indonesia yang kini dikenal sebagai PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), perusahaan yang didirikan Garibaldi Boy Thohir, kakak kandung Erick Thohir.
PT Adaro Indonesia memiliki konsesi tambang batubara seluas 23.947 hektar di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data Ditjen AHU Kemenkumham, PT Adaro Indonesia sahamnya dimiliki oleh PT Alam Tri Abadi/ATA (271.427 lembar), PT Viscaya Investments (146.455 lembar), Egat International Company Ltd (57.856 lembar), PT Dianlia Setyamukti (25.908 lembar), Coaltrade Services International PTE.LTD (10 lembar).
Pengurus PT Adaro Indonesia, antara lain Garibaldi Thohir dan Ir. Priyadi sebagai Presiden Komisaris, Julius Aslan sebagai Komisaris, Lie Luckman sebagai Komisaris, M. Siah Indra Aman sebagai Komisaris, Bundit Umpornsrisupap sebagai Komisaris, Christian Ariano Rachmat sebagai Komisaris, Lili Pratiwi sebagai Direktur, Wahyu Sulistiyo sebagai Direktur, Hendri Tamrin sebagai Direktur, Heri Gunawan sebagai Direktur, dan Ir. Djohan Nurjadi sebagai Direktur.
PT Alam Tri Abadi (ATA) merupakan anak perusahaan dari PT Adaro Energi Indonesia Tbk. PT ATA sendiri memiliki tujuh anak perusahaan, antara lain PT Adaro Indonesia, PT Balangan Coal, PT Mustika Indah Permai, PT Ratah Coal, PT Pari Coal, PT Bukit Energi, dan PT Kestrel Coal Resources.
PT Mustika Indah Permai, anak usaha PT ATA, dimana Adaro memegang 75% saham, memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk konsesi batubara seluas 2.000 hektar di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
PT Kestrel Coal Resources merupakan perusahaan tambang batubara metalurgi bawa tanah yang beroperasi di Queensland, Australia. Adaro melakukan akuisisi perusahaan ini sejak tahun 2018. Akuisisi itu dilakukan melalui anak usaha Adaro Energi Indonesia, yaitu Adaro Capital Ltd dan EMR Capital Lcd.
Grup Adaro juga tercatat memiliki saham sebanyak 75 persen di PT Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA), dan PT Paramitha Cipta Sarana (PCS) (Balangan Coal Companies atau Balangan). Total luas konsesi tiga perusahaan ini mencapai 7.500 hektar di Balangan, Kalimantan Selatan.
Konsesi tambang batubara PT Adaro lainnya, bisa terlacak melalui PT Pari Coal yang memiliki luas konsesi mencapai 38.040 hektar di Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Tengah. Merujuk MODI ESDM, saham PT Pari Coal dimiliki oleh Adaro International Pte Ltd, PT Mitra Megah Indoprima, dan PT Alam Tri Abadi.
Selain itu, jejak PT Adaro Energi Indonesia (AEI) juga terlihat melalui PT Bhakti Energi Persada (BEP), sebuah perusahaan tambang batubara yang memiliki konsesi seluas 34.000 hektar di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Di perusahaan ini AEI punya 10,22% saham. PT BEP, bersama PT Bukit Bara Alam Persada tercatat punya saham sebesar 99.99999% di PT Telen Eco Coal (TEC). PT TEC tercatat punya konsesi tambang batubara seluas 6.844,02 hektar di Muara Wahau, Kutai Timur.
PT Adaro Energi Indonesia juga tercatat memiliki saham di PT Bukit Enim Energi (BEE) sebesar 61,04%. PT BEE diketahui punya izin tambang di lahan seluas 11.130 hektar di Muara Enim, Sumatera Selatan.
PT Adaro Energi Indonesia juga merupakan pemilik PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AMI), perusahaan pertama di bawah AEI yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2022, dengan ticker ADMR. PT AMI ini memiliki anak 7 anak perusahaan PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal konsesi , PT Adaro Indo Aluminium dan PT Kalimantan Aluminium Industry.
PT Lahai Coal merupakan perusahaan tambang batubara yang luas konsesinya mencapai 46.620 hektar di Murung Raya, Barito Utara, Kalimantan Tengah dan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Sementara PT Kalteng Coal memiliki konsesi seluas 24.988 hektar di Murung Raya, Kalimantan Tengah. PT Sumber Barito Coal tercatat memiliki konsesi seluas 24.993 hektar, berlokasi di Murung Raya, Kalimantan Tengah. PT Maruwai Coal memiliki konsesi sebesar 24.990 hektar di Kutai Barat, Kalimantan Timur dan Murung Raya, Kalimantan Tengah. PT Juloi Coal memiliki konsesi 24.988 hektar di Murung Raya, Kalimantan Tengah. Kelima perusahaan di atas, saham mayoritasnya dimiliki oleh PT Alam Tri Daya Indonesia (99%), sisanya milik PT Adaro International Pte Ltd.
Sementara PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) merupakan anak perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, perusahaan smelter yang beroperasi di Kawasan Industri Hijau (KIHI) di Tanah Kuning, Kalimantan Utara. Lalu, PT Adaro Indo Aluminium merupakan perusahaan smelter yang beroperasi di kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), Bulungan, Kalimantan Utara.
Gurita bisnis Sandiaga Uno juga terdapat di PT Merdeka Copper Gold (MDKA). Kepemilikan Sandiaga tercantum melalui kepemilikan saham PT Saratoga Investama Sedaya. Merujuk website Merdeka Copper Gold, Per November 2023, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tercatat memiliki 18,640% saham di PT MDKA. Pemegang saham lainnya antara lain, Garibaldi Thohir (7,358%), PT Suwarna Arta Mandiri (5,588%), PT Mitra Daya Mustika (12,058%), Hongkong Bru Np & Catl Co., Ltd (5%), publik (51,356%).
PT MDKA memiliki banyak anak perusahaan, mulai dari PT Bumi Suksesindo, PT Pani Bersama Jaya, PT Batutua Tembaga Raya (smelter tembaga, Maluku Barat Daya, Maluku), PT Merdeka Energi Nusantara, PT Merdeka Mining Service, PT Mentari Alam Persada, PT Batu Tua Abadi Jaya, PT Batutua Alam Persada, PT Merdeka Copper Gold International, PT Eastern Field Development Ltd, PT Merdeka Energi Indonesia, PT Merdeka Indonesia Mandiri, PT Merdeka Kapital Indonesia, PT Merdeka Tambang Jaya, dan PT Merdeka Karya Tambang.
PT Bumi Suksesindo (BSI) merupakan perusahaan tambang emas dengan luas konsesi 4.998 hektar di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur. Saham BSI dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold sebesar 99.89% dan PT Alfa Suksesindo sebesar 0.11%. PT BSI bersama PT Alfa Suksesindo tercatat sebagai pemegang saham di PT Damai Suksesindo (DSI), masing-masing 99% (BSI) dan 1% (Alfa). PT DSI juga menambang emas di Banyuwangi, Jawa Timur.
PT Pani Bersama Jaya merupakan perusahaan pengolahan emas yang berlokasi di Pohuwato, Gorontalo. Sementara PT Batutua Tembaga Raya fokus pada pengembangan smelter tembaga di Maluku Barat Daya, Maluku. Sementara PT Batutua Tembaga Raya, sahamnya dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold sebesar 78% dan PT Posco International Corporation sebesar 22%. PT Posco International Corporation merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan dan konstruksi, berasal dari Korea Selatan.
Anak perusahaan MDKA, yaitu PT Merdeka Energi Nusantara tercatat memiliki 50,04% saham di PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). PT MBMA memiliki saham di PT Batutua Pelita Investama (BPI) sebesar 99,99%. Perusahaan PT BPI juga tercatat sebagai pemegang saham di Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) sebesar 80%. PT MTI merupakan perusahaan patungan antara PT MDKA melalui PT Batutua Pelita Investama (BPI) bersama PT Wealthy Source Holding Ltd (perusahaan afiliasi Tsingshan Group). Selain PT BPI, saham PT MTI juga dimiliki oleh PT Wealthy Source Holding Ltd sebesar 20%. PT MTI tercatat mengelola proyek Acid Iron Metal (AIM) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Bahodopi, Morowali.
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) sendiri, saham mayoritas dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak perusahaannya, PT Merdeka Energi Nusantara. PT MBMA berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik. Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co, Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.
Pabrik HPAL dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah dan dioperasikan di bawah PT ESG New Energy Material – joint venture antara MDKA dan GEM – dengan target operasi pada akhir tahun 2024 untuk tahap 1 dan pertengahan tahun 2025 untuk tahap 2. Untuk mendapat pasokan nikel, PT MBMA membeli dan memproses bijih nikel laterit dari tambang milik Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), berdasarkan perjanjian pasokan selama 20 tahun. PT Sulawesi Cahaya Mineral ini mempunyai konsesi tambang nikel seluas 21.100 hektar di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Diolah: Ditjen AHU Kemenkumham, Kementerian ESDM, modi.esdm.go.id, sumber-sumber resmi, dan database JATAM

Sandiaga Uno
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP
Ketua Dewan Pakar TPN
Sandiaga merupakan seorang pengusaha dan politisi. Sejak Juni 2023 Sandi menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai PPP.
Sandiaga, bersama Edwin Soeryadjaya, merupakan pendiri PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan investasi, bergerak di sektor pertanian, perkebunan, telekomunikasi, perdagangan, industri, sumber daya alam, energi, konstruksi, transportasi, kendaraan, jasa keuangan, barang konsumsi, jasa pendukung telekomunikasi, dan jasa. Pemegang saham mayoritas PT SRTG adalah Edwin Soeryadjaya (33.193%), PT Unitras Pertama (32.721%), Sandiaga Uno (21.510%), Publik (12.221%), dan Treasury Shares (0,355%).
Sejak tahun 2022, PT SRTG mulai berinvestasi di Adaro Group atau PT Adaro Indonesia yang kini dikenal sebagai PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), perusahaan yang didirikan Garibaldi Boy Thohir, kakak kandung Erick Thohir.
PT Adaro Indonesia memiliki konsesi tambang batubara seluas 23.947 hektar di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data Ditjen AHU Kemenkumham, PT Adaro Indonesia sahamnya dimiliki oleh PT Alam Tri Abadi/ATA (271.427 lembar), PT Viscaya Investments (146.455 lembar), Egat International Company Ltd (57.856 lembar), PT Dianlia Setyamukti (25.908 lembar), Coaltrade Services International PTE.LTD (10 lembar).
Pengurus PT Adaro Indonesia, antara lain Garibaldi Thohir dan Ir. Priyadi sebagai Presiden Komisaris, Julius Aslan sebagai Komisaris, Lie Luckman sebagai Komisaris, M. Siah Indra Aman sebagai Komisaris, Bundit Umpornsrisupap sebagai Komisaris, Christian Ariano Rachmat sebagai Komisaris, Lili Pratiwi sebagai Direktur, Wahyu Sulistiyo sebagai Direktur, Hendri Tamrin sebagai Direktur, Heri Gunawan sebagai Direktur, dan Ir. Djohan Nurjadi sebagai Direktur.
PT Alam Tri Abadi (ATA) merupakan anak perusahaan dari PT Adaro Energi Indonesia Tbk. PT ATA sendiri memiliki tujuh anak perusahaan, antara lain PT Adaro Indonesia, PT Balangan Coal, PT Mustika Indah Permai, PT Ratah Coal, PT Pari Coal, PT Bukit Energi, dan PT Kestrel Coal Resources.
PT Mustika Indah Permai, anak usaha PT ATA, dimana Adaro memegang 75% saham, memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk konsesi batubara seluas 2.000 hektar di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
PT Kestrel Coal Resources merupakan perusahaan tambang batubara metalurgi bawa tanah yang beroperasi di Queensland, Australia. Adaro melakukan akuisisi perusahaan ini sejak tahun 2018. Akuisisi itu dilakukan melalui anak usaha Adaro Energi Indonesia, yaitu Adaro Capital Ltd dan EMR Capital Lcd.
Grup Adaro juga tercatat memiliki saham sebanyak 75 persen di PT Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA), dan PT Paramitha Cipta Sarana (PCS) (Balangan Coal Companies atau Balangan). Total luas konsesi tiga perusahaan ini mencapai 7.500 hektar di Balangan, Kalimantan Selatan.
Konsesi tambang batubara PT Adaro lainnya, bisa terlacak melalui PT Pari Coal yang memiliki luas konsesi mencapai 38.040 hektar di Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Tengah. Merujuk MODI ESDM, saham PT Pari Coal dimiliki oleh Adaro International Pte Ltd, PT Mitra Megah Indoprima, dan PT Alam Tri Abadi.
Selain itu, jejak PT Adaro Energi Indonesia (AEI) juga terlihat melalui PT Bhakti Energi Persada (BEP), sebuah perusahaan tambang batubara yang memiliki konsesi seluas 34.000 hektar di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Di perusahaan ini AEI punya 10,22% saham. PT BEP, bersama PT Bukit Bara Alam Persada tercatat punya saham sebesar 99.99999% di PT Telen Eco Coal (TEC). PT TEC tercatat punya konsesi tambang batubara seluas 6.844,02 hektar di Muara Wahau, Kutai Timur.
PT Adaro Energi Indonesia juga tercatat memiliki saham di PT Bukit Enim Energi (BEE) sebesar 61,04%. PT BEE diketahui punya izin tambang di lahan seluas 11.130 hektar di Muara Enim, Sumatera Selatan.
PT Adaro Energi Indonesia juga merupakan pemilik PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AMI), perusahaan pertama di bawah AEI yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2022, dengan ticker ADMR. PT AMI ini memiliki anak 7 anak perusahaan PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal konsesi , PT Adaro Indo Aluminium dan PT Kalimantan Aluminium Industry.
PT Lahai Coal merupakan perusahaan tambang batubara yang luas konsesinya mencapai 46.620 hektar di Murung Raya, Barito Utara, Kalimantan Tengah dan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Sementara PT Kalteng Coal memiliki konsesi seluas 24.988 hektar di Murung Raya, Kalimantan Tengah. PT Sumber Barito Coal tercatat memiliki konsesi seluas 24.993 hektar, berlokasi di Murung Raya, Kalimantan Tengah. PT Maruwai Coal memiliki konsesi sebesar 24.990 hektar di Kutai Barat, Kalimantan Timur dan Murung Raya, Kalimantan Tengah. PT Juloi Coal memiliki konsesi 24.988 hektar di Murung Raya, Kalimantan Tengah. Kelima perusahaan di atas, saham mayoritasnya dimiliki oleh PT Alam Tri Daya Indonesia (99%), sisanya milik PT Adaro International Pte Ltd.
Sementara PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) merupakan anak perusahaan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, perusahaan smelter yang beroperasi di Kawasan Industri Hijau (KIHI) di Tanah Kuning, Kalimantan Utara. Lalu, PT Adaro Indo Aluminium merupakan perusahaan smelter yang beroperasi di kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), Bulungan, Kalimantan Utara.
Gurita bisnis Sandiaga Uno juga terdapat di PT Merdeka Copper Gold (MDKA). Kepemilikan Sandiaga tercantum melalui kepemilikan saham PT Saratoga Investama Sedaya. Merujuk website Merdeka Copper Gold, Per November 2023, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tercatat memiliki 18,640% saham di PT MDKA. Pemegang saham lainnya antara lain, Garibaldi Thohir (7,358%), PT Suwarna Arta Mandiri (5,588%), PT Mitra Daya Mustika (12,058%), Hongkong Bru Np & Catl Co., Ltd (5%), publik (51,356%).
PT MDKA memiliki banyak anak perusahaan, mulai dari PT Bumi Suksesindo, PT Pani Bersama Jaya, PT Batutua Tembaga Raya (smelter tembaga, Maluku Barat Daya, Maluku), PT Merdeka Energi Nusantara, PT Merdeka Mining Service, PT Mentari Alam Persada, PT Batu Tua Abadi Jaya, PT Batutua Alam Persada, PT Merdeka Copper Gold International, PT Eastern Field Development Ltd, PT Merdeka Energi Indonesia, PT Merdeka Indonesia Mandiri, PT Merdeka Kapital Indonesia, PT Merdeka Tambang Jaya, dan PT Merdeka Karya Tambang.
PT Bumi Suksesindo (BSI) merupakan perusahaan tambang emas dengan luas konsesi 4.998 hektar di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur. Saham BSI dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold sebesar 99.89% dan PT Alfa Suksesindo sebesar 0.11%. PT BSI bersama PT Alfa Suksesindo tercatat sebagai pemegang saham di PT Damai Suksesindo (DSI), masing-masing 99% (BSI) dan 1% (Alfa). PT DSI juga menambang emas di Banyuwangi, Jawa Timur.
PT Pani Bersama Jaya merupakan perusahaan pengolahan emas yang berlokasi di Pohuwato, Gorontalo. Sementara PT Batutua Tembaga Raya fokus pada pengembangan smelter tembaga di Maluku Barat Daya, Maluku. Sementara PT Batutua Tembaga Raya, sahamnya dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold sebesar 78% dan PT Posco International Corporation sebesar 22%. PT Posco International Corporation merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan dan konstruksi, berasal dari Korea Selatan.
Anak perusahaan MDKA, yaitu PT Merdeka Energi Nusantara tercatat memiliki 50,04% saham di PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). PT MBMA memiliki saham di PT Batutua Pelita Investama (BPI) sebesar 99,99%. Perusahaan PT BPI juga tercatat sebagai pemegang saham di Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) sebesar 80%. PT MTI merupakan perusahaan patungan antara PT MDKA melalui PT Batutua Pelita Investama (BPI) bersama PT Wealthy Source Holding Ltd (perusahaan afiliasi Tsingshan Group). Selain PT BPI, saham PT MTI juga dimiliki oleh PT Wealthy Source Holding Ltd sebesar 20%. PT MTI tercatat mengelola proyek Acid Iron Metal (AIM) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Bahodopi, Morowali.
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) sendiri, saham mayoritas dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak perusahaannya, PT Merdeka Energi Nusantara. PT MBMA berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik. Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co, Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.
Pabrik HPAL dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah dan dioperasikan di bawah PT ESG New Energy Material – joint venture antara MDKA dan GEM – dengan target operasi pada akhir tahun 2024 untuk tahap 1 dan pertengahan tahun 2025 untuk tahap 2. Untuk mendapat pasokan nikel, PT MBMA membeli dan memproses bijih nikel laterit dari tambang milik Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), berdasarkan perjanjian pasokan selama 20 tahun. PT Sulawesi Cahaya Mineral ini mempunyai konsesi tambang nikel seluas 21.100 hektar di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Diolah: Ditjen AHU Kemenkumham, Kementerian ESDM, modi.esdm.go.id, sumber-sumber resmi, dan database JATAM